Selasa, 16 Agustus 2011

Perjalanan Sebuah Negri

       Enam puluh lima tahun lalu bangsa ini memproklamirkan kemerdekaanya untukudkan dukehipan    kebangsaan yang bebas, ber mewujdaulat, adil dan makmur.
      Jerih payah sudah anak bangsa ini brjuang mengisi kemerdekaan dengan karyanya..
    Tapi,kemalaratan dan kesengsaraan masih mengancam sebagian besar rakyat negri ini, hanya sebagian kecil dari rakyatyang dapat menikmati kemewahan dan kenyamanan hidup.
   Dimanakah ajas teloransi, kebersamaan,dan keadilan itu sekarang???........
           Bukankah azas-azas ini telah sering di kutip dan di kemukakan para pejabat negri dalam setiap kesempatan berbicara kepada rakyat?...sayangnya,ikrar itu terbang membuang di bawah angin,atau menyelusup jauh ke dalam permukaan bumi hinga sulit terjangkau. kami,,,,  rakyat negri ini hanya bisa menunggu.....
       Jika Anda masih setia memperjuangkan azas-azas tersebut demi meujudkan cita-cita bangsa mari bergandengan tangan memperkuat diri merengkuh kemerdekaan yang sejati dan bermoral.
         'Tanami semangat-semangat Kehidupan untuk meraih masa depan yang beradab'.MERDEKA

        Ditulis Oleh:
          Malaikat kecilku 

Rabu, 04 Mei 2011

panduan fasilitator MUSRENBANG peka perdamaian

           Seri Buku Panduan untuk Fasilitator:

1. Pra Musrenbang Desa: pengkajian pembangu...nan Desa Bernuangsa Damai
( Penulis:Rianegsih Djohani, Riza Irfani)
2. Pelaksanaan Musrenbang Desa Peka Perdamaian
(Penulis:Zenny Muryaman)
3. Musrenbang Kecamatan Peka Perdamaian
(Penulis:Dadan Ramdan)
4. Forum SKPD Peka Perdamaian
(Penulis:Zenny Muryaman)
5. Musrenbang Kabupaten/Kota Peka Perdamaian
((Penulis:Dadan Saputra)
Naskah Buku ini dikembangkan dari panduan penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa, kecamatan, Forum SKPD,Kabupaten/Kota dengan seijin Forum     Pengembangan Partisipasi Masyarakat (FPPM)

Hak Cipta
PTD-Bappenas (c) 2010
ISBN:978-602-97730-4-0
Cetakan pertama, Desember 2010
Penerbit
Peace Through Development-BAPPENAS
JL. Bappenas No.B5 Kunungan Jakarta 12930
http://www.ptd.or.id/

Modul Pelatihan Musrenbang peka perdamaian

BUKU ini menguraikan langkah-langkah Musawarah Perencanaan Pembangnan (Musrenbang) yang berlaku berdasar regulasi di Indonesia, dengan mengadopsi kerangka pembangunan bernuansa damai.Adopsi pembangunan bernuansa damai kedalam proses musrenbang ini,mengacu kepada pengalaman di sejumlah lokasi program peace through Development (PTD)YANG DI KEMBANGKAN ATAS KERJASAMA Bappenas dengan UNDP.
   Seri Buku Panduan untuk Fasilitator:
1. Pra Musrenbang Desa = pengkajian pembangunan Desa Bernuangsa Damai
2. Pelaksanaan Musrenbang Desa Peka Perdamaian
3. Musrenbang Kecamatan Peka Perdamaian
4. Forum SKPD Peka Perdamaian
5. Musrenbang Kabupaten/Kota Peka Perdamaian

sungai CITARUM

Opini
Proyek Citarum
Oleh Aang Kusmawan
Jika ada pertanyaan sungai manakah yang terkotor di dunia, maka jawabanya adalah sungai Citarum. Lalu ketika ada pertanyaan sungai manakah yang memberikan manfaat sekaligus bencana terbesar di dunia, maka jawabanya sama, yaitu sungai Citarum. Kedua pertanyaan tersebut menegaskan tentang kondisi sungai Citarum yang sebenarnya.
Sangat ironis, di tengah bertambahnya populasi manusia dengan semikian pesat, terutama di pulau Jawa khususnya di Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta yang pasti memerlukan pasokan banyak air, sungai Citarum malah mengeruh sehingga tidak layak digunakan.
Alih-alih memberikan manfaat, sungai Citarum malah menyebabkan bencana di hulu dan di hilir. Di hulu misalnya, dalam beberapa bulan terakhir kita dikejutkan dengan banjir yang terjadi di Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Banjir tersebut menjadi kejutan karena daerah tersebut merupakan tempat dimana hulu sungai Citarum yang berada di dataran tinggi. .
Sementara itu, di bagian tengah dan hilir terjadi banjir yang permanen. Sampai sekarang jumlah kerugian yang di derita oleh masyarakat di sekitar daerah Dayeuh Kolot sampai Karawang sulit dihitung, karena kerugian yang ditimbulkan bukan hanya secara material akan tetapi juga sekaligus secara psikologis. Bahkan bagi daerah di sekitar Dayeuh Kolot, banjir sudah hampir sama seperti teroris. Apabila musim hujan datang, sungai Citarum betul-betul menjadi teror bagi masyarakat.
Sudah bisa diperkirakan, apabila hal ini berlanjut terus menerus maka permasalahan yang terjadi di sepanjang Citarum akan semakin menumpuk. Bukan tidak mungkin apabila permasalahan tersebut akan mendorong terjadinya prustasi sosial secara massal. Jika terjadi, hal ini akan betul-betul menjadi mimpi buruk
.
Proyek terpadu
Namun akhirnya secercah harapan perbaikan muncul. Pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) berinisiaif membuat sebuah rencana aksi terpadu penyelesaian sungai Citarum, atau lebih dikenal dengan Integrated Citarum Water Resourch Management Investment Program (ICWRMIP).
Dari sisi perencanaan, proyek tersebut berisi rencana penanganan sungai Citarum dari hulu sampai hilir. Rencana besar tersebut diperkirakan akan berjalan selama lima belas tahun. Kemudian rencana tersebut terdiri dari sembilan komponen yaitu sebagai berikut : pertama, penguatan kelembagaan pemegang kebijakan. Kedua, perawatan infrastruktur Ketiga, penggunaan dan pengelolaan air.
Keempat, perlindungan lingkungan, termasuk didalamnya program konservasi. Kelima, pengelolaan bencana, yang salah satu unsur pentingnya adalah pembangunan fasilitas untuk mengurangi resiko banjir. Keenam, pemberdayaan masyarakat. Ketujuh, pengembangan sumber data, informasi mengenai sumber daya air. Kedelapan adalah komponen monitoring serta evaluasi program.
Dari sisi pelaksanaan, program tersebut dilaksankan secara kolaboratif antara pihak pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh kementerian Pekerjaan Umum (PU), BAPPENAS, Departemen Pertanian, serta Departemen Kehutanan serta unsur masyarakat yang dalam hal ini diwakili oleh komunitas masyarakat, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Sedangkan dari sisi pembiayaan, sumber pembiayaannya berasal dari berbagai pihak, antara lain :Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), hibah dari Global Environment Facility (GEF) serta pinjaman dari Asean Development Bank (ADB). Jika melihat proporsi, lebih dari lima puluh persen di biayai oleh dana pinjaman dari ADB, lalu sisanya berasal dari APBN dan hibah GEF.
Pendekatan keliru
Merunut pada proses awal perencanaan proyek tersebut yakni tahun 2008, sejumlah kritik keras muncul. Kala itu, gabungan dari berbagai masyarakat sipil yang konsen dalam permasalahan Citarum memberikan kritik yang tajam pada segi sumber dana dan proporsi proyek.
Pada wilayah sumber pendanaan, kalangan masyarakat sipil jelas menolak sumber pembiayaan yang berasal dari pinjaman. Alasanya karena kondisi APBN Negara kita yang selalu defisit, serta sudah terlalu banyak beban yang harus di bayar melalu APBN.
Sementara pada wilayah proporsi, proporsi penanganan di wilayah hulu dan sekitarnya lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah hilir dan wilayah tengah. Padahal jika melihat pada kondisi yang sebenarnya, kerusakan di hulu dan hilir juga di tengah tidak berbeda signifikan. Selain itu, proyek tersebut lebih banyak memprioritaskan pembangunan dan pengembangan infrastruktur. Program-program konservasi serta pemberdayaan masyarakat mendapatkan proporsi sedikit.
Dalam kontek tersebut, penulis tidak berada dalam posisi menolak atau menerima proyek tersebut, namun secara mendalam penulis melihat ada pendekatan yang keliru pada pendekatan perencanaan serta implementasi proyek tersebut.
Dengan sederhana, penulis ingin mengatakan bahwa dalam hal pendekatan, proyek tersebut telah dengan sengaja mengesampingkan pendekatan pembangunan sumber manusia, atau investasi pembangunan modal sosial secara utuh. Bukti sederhana hal tersebut terlihat pada komponen proyek. Dari Sembilan komponen yang tercantum, hanya satu komponen saja yang fokus dalam bidang pemberdayaan masyarakat.
Dalam kaitannya dengan proyek Citarum, Ada berapa alasan mendasar kenapa pendekatan pembangunan sumber daya manusia menjadi penting. Pertama, melihat pada akar kerusakan sungai Citarum.
Harus disadari secara betul bahwa sungai Citarum sangat terkait erat dengan kehidupan masyarakatnya sehari-hari. Oleh karena itu, dalam kerangka penyelesaian masalah sungai Citarum, maka peran masyarakat sangatlah besar.
Dengan kata lain, penulis berpandangan bahwa untuk menyelesaikan permasalah sungai Citarum, maka masyarakatnya juga harus “disembuhkan” secara bersamaan. Sebagus apapaun infratsrtuktur yang di bangun, tanpa adanya kesadaran yang memadai dari masyarakat maka hal itu akan menjadi pekerjaan yang sia-sia saja.
Kedua, harus kita ketahui bersama bahwa paradigma investasi di tataran internasional sebenarnya sedang mengalami sedikit pergeseran. Paradigma investasi infrasruktur sedang tergeser oleh
paradigma investasi sumber daya manusia. Dengan kata lain, paradigma pembangunan infrastruktur quo vadis.
Dalam konteks yang lebih luas, penting kiranya memahami bahwa pergeseran paradigma tersebut tidak terjadi dengan begitu saja. Akan tetapi hal tersebut dihasilkan dari proses serta evaluasi panjang dan mendalam. Dengan kata lain penulis ingin mengatakan bahwa penyebab pergeseran tersebut karena paradigm pada faktanya investasi infrastruktur telah gagal menjawab permasalahan pembangunan.
Di sisi lain, dalam konteks Indonesia, pergeseran paradigma tersebut ternyata mendapatkan pembenaran. Pembenaran tersebut terlihat dari banyaknya gedung-gedung serta proyek yang alih-alih berguna, tapi malah menjadi gedung-gedung yang tidak berguna sama sekali, seperti pembangunan beberapa gedung yang sempat diberitakan Koran Pikiran Rakyat (PR) beberapa minggu kebelakang.
Lalu akankah rencana proyek terpadu tersebut akan menjawab semua permasalahan yang terjadi disungai Citarum? Hemat penulis, kita tidak serta merta bisa menjawab ya atau tidak. Penting kiranya untuk meninjau kembali rencana terpadu tersebut secara lebih kritis, arif dan bijaksana, hal tersebut sangat penting dilakukan agar kita tidak kembali terjebak dalam lubang yang sama. Semoga Citarum yang bersih dan berguna bagi masyarakat tidak hanya akan sekedar menjadi mimpi belaka, akan tetapi akan betul-betul menjadi kenyataan. Amin***
Aang Kusmawan, Guru ekonomi di Madrasah Aliyah (MA) Sukasari Al-Fattah Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Tinggal di wilayah hulu sungai Citarum.
E-mail : aang_kusmawan@yahoo.com
No Handphone : 085624458760
Alamat : Jl Raya Cibereum Gang Mesjid No.32 Desa Cibereum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung

Rabu, 13 April 2011

Menggagas Media Advokasi yang Lebih Kuat

Mendiskusikan media komunitas memang menarik apalagi membahas keunikan lokal yang membentuk pengelolaannya. Media komunitas yang menjadi bagian dari media advokasi ini harus terus menerus mengeksplorasi  gagasan untuk menjadi lebih kuat bagi gerakan advokasi warga. Workshop Mengagas Media Advokasi yang Lebih Kuat yang diselenggarakan oleh Forum Pengembangan Partisipasi Masyarakat (FPPM) Bandung pada 10 – 12 Juli 2010 di Menara Peninsula Jakarta setidaknya menjadi ruang diskusi untuk mengembangkan media advokasi.
Kegiatan yang dihadiri oleh pegiat media komunitas dari 10 daerah di Indonesia ini bertujuan untuk mereview pengelolaan media komunitas dan mendesain media komunitas untuk advokasi dan partisipasi. Workshop  ini semakin diperkaya dengan paparan dari nara sumber seperti Muhammad Hasyim dari Radio Suara Warga Jombang yang memaparkan Tips Praktis Mengembangkan Radio Komunitas untuk Advokasi Kebijakan dan Penguatan Partisipasi, Wasingatu Zakiyah dari IDEA Yogyakarta menyampaikan Tips Praktis Membangun Penerbitan sebagai Wahana Aspirasi Komunitas, Eddie B Handono dari Dria Media menyampaikan Tips Praktis dan Pengalaman Pengembangan Media Berbasis Komunitas, Ahmad Suwandi dari Yayasan Air Putih menyampaikan Tips Praktis Membangun Media Berbasis Internet untuk Advokasi Kebijakan, dan Satrio Arismunandar dari TransTV yang memaparkan Tips Praktis Mengemas Isu Kebijakan Publik dalam Media Massa.

Partisipan yang hadirpun memanfaatkan kegiatan ini untuk mensharingkan best practice (kisah sukses) dan lesson learnt (pembelajaran) dari pengalaman mengelola media komunitas yang dimiliki seperti radio komunitas, Koran warga, dan media online. “ Di Kupang radio komunitas hari ini tiarap semenjak KPID mengancam akan menutup radio yang tidak miliki ijin : ujar Paul dari PIAR NTT sembari menjelaskan kini komunitas harus memakai selebaran sebagai gantinya. Sementara Deden dari Koran Sumedang menceritakan Koran Sumedang kini telah miliki posisi tawar sebagi instrument advokasi. Suratimin dari Radeka FM-Radio Desa Kawasan Konservasi Gunungkidul juga mensharingkan tergabungnya 5 rakom Gunungkidul dalam PITA ( Pusat Informasi dan Trasnparasi anggaran) yang telah bersinergi dengan Humas Pemkab, 3 radio swasta di Gunungkidul dan 4 media cetak dalam koordinasi peliputan advokasi penganggaran daerah.

Sabtu, 22 Januari 2011

Jalan Baru Pendidikan Politik Rakyat

Merupakan sebuah harapan dengan terbitnya buku Jalan Baru Pendidikan Politik Rakyat, selain menambah khasanah kepustakaan kita mengenai ilmu-ilmu sosisl kemasyarakatan, juga harapanya menjadi literatur  bagi para pengiat dan aktivis dalam upaya mempercepat lahirnya pemerintah yang harmonis, beresih, bebas dari prilaku perselingkuhan, kolusi, korupsi dan nepotisme.
terakhir kami mengucapkan beribu terimakasih kepada semua pihak yang telah mengerahkan daya dan upaya baik moril maupun materil hingga terbitnya ''buku Kurpola'' ini, terutama kami sampaikan terima kasih kepada Yayasan Tifa, dan Perkumpulan Inisiatif atas kepercayaan dan segala bantuanya kepada FDA khususnya. Semoga upaya ini dapat menjadi sebuah sumbangan baik kehidupan rakyat yang lebih baik lagi.

Ayo guyub, bersama-sama menuju 
masyarakat yang sadar dan 
mengerti mengenai anggaran 
belanja pemerintah. memberikan 
informasi mengenai transparansi 
anggaran adalah kewajiban 
pemerintah dan merupakan hak
setiap warga negara.
 

Diterbitkan oleh:

Forum Diskusi Anggaran
Jl. Adipati kertamanah No. 52 RT 04/RW 15 Kel./Kec. Baleendah Kabupaten Bandung

Perkumpulan Inisiatif
Jl. Guntursari IV No 16 Bandung 40264 Telp./Fax. 022-7309987 Email: inisiatif@bdg.centrin.net.id Webset: http//www.inisiatif.org
Didukung oleh:
Yayasan Tifa 

Kamis, 13 Januari 2011

DRIYAmedia

STUDIO DESAIN KOMUNIKASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lembaga Swadaya Masyarakat (Lembaga Nir-laba)
Dalam bidang pengembangan metodologi serta
perancangan media komunikasi bagi program - program pembangunan.

JL : Ancol Timur XIV N 1 Bandung 40254
...Telp: 62-22 5202471
Fax : 62-225228273
E-mail: ybm-sdm@indo.net.id